KADO ISTIMEWA UNTUKMU YANG SEDANG SAKIT

oleh Ustadz Syahrul Fatwa hafidzahullah

Buku ini berisikan adab-adab bagi orang yang sedang sakit. Bagaimana bersikap yang benar dalam menerima sakit dan lain-lain. Disertakan pula tata cara beribadah ketika sakit, baik ketika berwudhu atau shalatnya.

Link pdf ebook = https://drive.google.com/file/d/1tCyu1wMsXuCSjhQEQtz5uqwFKm9_Pd4Y/view?usp=drivesdk

Seiring saya melihat sharing buku panduan ini, selang beberapa saat saya mendapatkan sebuah faidah dari ustadzuna Badrusalam hafidzahullah mengenai cara cara menerima takdir yang tidak kita sukai. Kondisi seperti ini sangat bisa kita dapatkan setiap harinya di masa pandemi.

6 Tips Menghadapi Takdir Yang Tidak Kita Sukai

Ibnu Qayyim berkata (Al Fawaid hal 46-47) :

Apabila seorang hamba ditimpa takdir yang tidak ia sukai, maka perhatikanlah enam perkara berikut ini:

Pertama: Menyaksikan keesaan Allah (Tauhid).

Bahwa Allahlah yang menentukan itu semua, menghendaki dan menciptakannya. Semua yang Allah inginkan terjadi pasti terjadi. Dan jika Allah tidak berkehendak terjadi, maka tidak akan terjadi.

Kedua: Menyaksikan keadilan-Nya.

Bahwa ketentuan Allah pasti berlaku dan keputusan Allah pasti adil.

Ketiga: Menyaksikan rahmat-Nya.

Bahwa Rahmat Allah mengalahkan Kemurkaan-Nya.

Keempat: Menyaksikan hikmah-Nya.

Bahwa Allah melakukan segala sesuatu karena adanya hikmah dibaliknya. Tidak mungkin sia-sia.

Kelima: Menyaksikan pujian-Nya.

Bahwa Allah terpuji dalam seluruh Perbuatan-Nya.

Keenam: Menyaksikan ubudiyah.

Bahwa ia adalah seorang hamba yang berlaku padanya ketentuan pemiliknya.

Tsulasa 20 Jumadil Akhir 1442 / 2 Februari 2021

salamdakwah.com

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

PENTINGNYA FOKUS PADA AKTIVITAS PADA HARI YANG SAAT INI KITA HADAPI

oleh Ustadz Budi Santoso bin Suradi hafidzahullah


Sobat muslim, kehidupan manusia dikelompokkan menjadi tiga macam :

1. Masa lalu
2. Masa sekarang ( hari ini )
3. Masa depan ( hari esok )

Agar kita bisa meraih kebahagiaan, ketenangan, maka fokuslah pada kegiatan Anda hari ini.

Jangan terus-terusan bersedih dengan musibah yang menimpa Anda di masa lalu. Jangan terpuruk dengan kegagalan di masa lalu. Begitu pula jangan putus asa dengan dosa-dosa yang Anda lakukan di masa lalu ( selama Anda bertaubat dan terus berusaha memperbaiki diri, optimislah Allah akan menerima taubat Anda ).

Adapun masa depan, jangan terlalu takut, khawatir, untuk menghadapinya. Masalah ekonomi, rezeki, pendidikan anak, dan lain lain, semuanya sudah diatur oleh Allah azza wa jalla. Orang yang beriman menatap masa depan dengan do’a, usaha yang maksimal, rencana yang matang, dan SENANTIASA MEMOHON PERTOLONGAN KEPADA ALLAH.

Jadi fokuslah, pada apa yang bisa Anda lakukan hari ini, untuk menatap masa depan yang lebih cemerlang, baik dalam masalah dunia, terlebih lagi dalam urusan akherat.

[Tulisan diatas diambil secara makna dari kitab Al-Wasail Al mufidah Lil hayatis Saidah, halaman 16, 17. karya Syaikh Abdurrahman As-Sa’dy-rahimahullah- ]

Kesimpulannya
MASA LALU
Jadikan ibroh, ambil pelajaran darinya.

MASA SEKARANG
Hadapi dengan semangat.

MASA DEPAN
Hadapi dengan do’a, rencana, serta usaha yang maksimal.

Surabaya, 17 Dzulqo’dah 1441 H

TIDAK ADA PERKARA AGAMA YANG REMEH

oleh Ustadz Yulian Purnama hafidzahullah

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat” (QS. Al Muzammil: 5).

Maka Al Qur’an dan semua yang dikandungnya disebukan oleh Allah sebagai qaulan tsaqilan (perkataan yang berat). Bukan perkara remeh.

Perhatikan! Bagaimana masalah buang air kecil bisa mengakibatkan adzab kubur. Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata:

مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ الْمَدِينَةِ أَوْ مَكَّةَ ، فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِى قُبُورِهِمَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يُعَذَّبَانِ ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ » ، ثُمَّ قَالَ « بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar dari sebagian pekuburan di Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang diadzab di kuburnya. Beliau bersabda, ‘Keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab karena dosa besar (menurut mereka bedua)’, lalu Nabi bersabda: ‘Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu di antara keduanya diadzab karena tidak membersihkankan bekas kencingnya, dan yang lain karena selalu melakukan namiimah (adu domba)” (HR. Bukhari no.6055, Muslim no.703).

Nah, ternyata masalah buang air kecil tidak remeh bukan?!

Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sampai memberikan tuntunan-tuntunan detail kepada kita sampai perkara buang air besar sekalipun. Pernah ditanyakan kepada Salman Al Farisi radhiallahu’anhu:

قِيلَ له: قدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ كُلَّ شيءٍ حتَّى الخِراءَةَ قالَ: فقالَ: أجَلْ لقَدْ نَهانا أنْ نَسْتَقْبِلَ القِبْلَةَ لِغائِطٍ، أوْ بَوْلٍ، أوْ أنْ نَسْتَنْجِيَ باليَمِينِ، أوْ أنْ نَسْتَنْجِيَ بأَقَلَّ مِن ثَلاثَةِ أحْجارٍ، أوْ أنْ نَسْتَنْجِيَ برَجِيعٍ، أوْ بعَظْمٍ

“Apakah Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan segala sesuatu sampai masalah buang air? Salman menjawab: Ya, Beliau melarang kami buang air besar atau buang air kecil menghadap kiblat, beristinja’ dengan tangan kanan, beristinja’ dengan batu yang kurang dari tiga buah dan beristinja’ dengan kotoran binatang atau tulang” (HR. Muslim no. 262).

Ini menunjukkan perkara-perkara di atas tidak remeh.

Maka tidak layak diantara kita meremehkan satu saja bagian dari syariat ini. Semisal dengan mengatakan, “cuma masalah jenggot saja….“, “ah cuma isbal saja….”, “kan cuma masalah jenggot…”, atau semisalnya.

Kita tidak ingkari bahwa memang ada skala prioritas dalam syariat. Ada amalan wajib, ada amalan sunnah dan ada yang mubah. Ada yang rukun Islam dan yang bukan rukun Islam. Ada amalan yang ma’lum fid din bidharuri, ada yang nazhari. Ada ayat yang muhkam ada yang mutasyabih. Dosa pun ada yang dosa besar, ada dosa kecil. Syirik ada yang syirik akbar dan ada syirik asghar. Memang ada tingkatan.

Namun semua itu tidak ada yang remeh, tidak boleh ada yang direndahkan apalagi dilecehkan. Semuanya berat karena semua itu dari Allah dan Rasul-Nya, dan akan dihisab oleh Allah ta’ala. Betapa banyak amalan yang dianggap remeh, namun besar di sisi Allah. Demikian juga betapa banyak amalan yang dianggap besar, namun menjadi kecil di sisi Allah.

Semoga Allah memberi taufik.

PENGAGUNGAN TERHADAP ILMU & MENGENAL TAUHID

”Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan menjadikan dia paham terhadap agamanya.” HR. Al Imam Al Bukhari & Muslim

Telah berkata guru kami yang mulia, Syaikh Dr. Shaalih bin Abdullah bin Hamd Al ‘Ushoimiy hafidzahullah dalam muqaddimah kitab Hulashoh Taqdimi ‘Ilmi : “Banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri. Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu, namun barang siapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan semakin berkurang bagiannya.”

Materi lengkap Pembukaan HSI & Halaqah 1 Mengenal Tauhid : https://drive.google.com/file/d/1k4QpVUbxp6MjcgAc6DG9zFzs2Hyq0qoG/view?usp=drivesdk

Materi di atas saya rangkum sendiri, kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Semoga Allah mengampuni kesalahan saya. Barakallahu fiikum.

Urip iku Urup

Bismillah…akhirnya setelah 5 tahun ingin membuat blog khusus untuk catatan rangkuman materi kajian yang pernah saya ikuti dan dapatkan, hari ini bisa terwujud. Semoga jadi amal jariyah buat saya pribadi dan manfaat yang tanpa putus untuk kawan kawan semua. Apa yang saya tulis, tulus dari apa yang saya lihat, dengar dan pahami. Apa yang dari hati dan pikiran saya ini semoga bisa sampai juga ke hati kalian.

Menerapkan kehidupan dengan dalil adalah sebuah jawaban panjang dari segala kebingungan dan kekritisan saya semenjak kecil terutama jika kau hidup jauuuh dari keluarga dan lingkungan yang menerapkan agama Islam. Dua puluh lima tahun hidup baru mendapatkan jawaban. Ada sesal tapi ada harapan. Semoga kebenaran yang datang ini Allah jaga dan mampukan kita untuk membawanya.

Pesan saya :

“Jangan pernah lepas dari dalil dalam kondisi dan pilihan yang sesulit apapun, karena di dalam tuntunan dalil-lah engkau menemukan kemudahan.”— Wangiseruni ( nama pena )